10.17.2013

Edelweis 25 Agustus 2013


Yups…sudah lama rasanya mata ini tidak melihat barisan cantigi dan hamparan edelweiss, kaki pun sudah “gatal”pengen jalan-jalan ketempat yang sedikit “berbeda” dari aktifitas di daerah ibu kota.

Jumat 23 Agustus 2013

Yoa…seperti biasa hari jumat sore setelah pulang kantor saya kembali men-check barang-barang yang akan saya bawa dalam perjalanan kali ini. Pukul 20.30 WIB teman saya sudah menunggu di halte UKI, kami pun memutuskan untuk mengisi perut  dengan semangkuk soto Surabaya (yummy,,,,). Untuk perjalanan kali ini kami merencanakan pergi ke Garut dengan 2 pilihan : pilihan pertama kami berangkat dari Terminal Kp.Rambutan dengan menggunakan bis jurusan Kp.Rambutan-Garut, pilihan kedua dan jika bis arah Garut sudah tidak ada, maka kami akan menggunakan truk sayuran dari Cibitung dan pastinya  dengan menumpang truk sayuran biaya yang dikeluarkan lebih murah. Dan ternyata bis ke arah Garut masih tersedia di Kp. Rambutan,,,,Alhamdulillah. Gerombolan orang-orang dengan tas  carriel di punggungnya merupakan pemandangan yang khas di Kp.Rambutan di kala jumat malam. Pukul 23.00 WIB
kami pun berangkat menuju Terminal Garut, di dalam bus kami bertemu dengan para pendaki yang akan ke Garut juga (yaiyalah,,,secara ini bis arah Garut bukan Purwokerto).

Sabtu 24 Agustus 2013

Empat jam perjalanan, sampailah saya di Terminal Garut, teman saya  segera mencari angkot untuk membawa kami menuju Simpang Tiga Cisurupan, nego-nego akhirnya didapatlah harga kesepakatan. Perjalanan kami di sambut oleh megahnya gunung Cikurai dan Gunung Papandayan di kanan dan kiri jalan serta “dongeng” eh,,,cerita oleh pak supir angkot yang bercerita tentang seluk beluk kota Garut termasuk Pak Aceng ( Yups,,, Pak Aceng (mantan) bupati Garut yang sempet jadi perbincangan “panas” karna pernikahan dan talak cerai nya,,, hummm gosip deh) . Sampai di Simpang Tiga Cisurupan, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil pick up yang sudah standby untuk disewa oleh para pendaki. Udara dingin yang “menggigit” (wow,,,secara saat itu jam 4 pagi di kaki gunung,,, kebayang donk  dinginnya), hamparan bintang dilangit lengkap dengan bulan yang bersinar membuat suasana dini hari itu sangat menyenangkan,,, upsss,,, tapi tidak dengan kondisi jalannya. Yoa,,selama kurang lebih satu jam kami harus melewati jalan yang super duper rusak sambil sesekali menahan sakit dibagian pantat, huffft….

Suasana pagi hari di pos pendakian,,, (sarapan dulu sebelum lanjut,,,,)

Akhirnya… sampailah kami di Pos Pendakian Papandayan, arealnya berupa lahan luas seperti lapangan sehingga sering dijadikan tempat upacara saat 17-an. Segelas teh manis hangat + nasi goreng merupakan pilihan yang tepat untuk mengusir dingin dan bekal pendakian. Cek perlengkapan siip, daftar di pos pendakian sip… Berangkat,,,,

Basecamp menuju kawah

Dari awal pos pendakian,perjalanan akan disambut oleh cantigi di kanan dan kiri jalur dengan track yang agak sedikit menanjak. Selanjutnya melewati kawah berbatu dan dibeberapa titik terdapat kepulan asap belerang yang masih aktif , saran saya langkah kaki dipercepat ketika melewati daerah kawah ini dikarenakan asap belerang yang terbawa angin dan bau nya bikin pusing kepala euy,,, Weits,,, tapi dari tempat ini kita juga bisa ngeliat hamparan taman langit yang keren,,,,

Taman langit cuy,,,

Kawah aktif diantara jalur

Oke…lepas dari kawah sampailah di punggungan yang ditumbuhi beberapa cantigi,,, istirahat dulu cuy,, panasnya terik,, Beres istirahat lanjut jalan, track selanjutnya menurun melewati sungai kecil, setelah sungai kecil jalan akan sedikit eh,,lebih menanjak,,,gass full. Nah,,,setelah tanjakan pemandangannya juga bagus nech, hutan mati juga bisa keliatan. Dari sini mengitari tebing dengan hiasan paralon-paralon aliran air disebelah kiri dan jurang di sebelah kanan, jalan berupa batuan-batuan dan tetap menanjak. Sampai di pertigaan, ambil arah ke kiri, arah lurus akan menuju perkebunan. Lepas dari pertigaan, jalan sekitar 15-20 menit melewati hutan kecil sampailah kami di Pondok Salada, Hummm,,,estimasi waktu dari pos pendakian menuju Pondok Selada 2-3 jam lah tergantung ritme pendakian dan lama tidaknya sesi foto selama perjalanan (hehe,,, klo saya mah santai, banyakin sesi foto nya cuy,,)

Jalur menanjak setelah sungai kecil, gas full !!!

Taman Langit lagi,,,, !!

Hey,,,hutan mati terlihat dari bukit ini (foto: kanan bawah)

Pertigaan ambil arah kiri,,,,,Selamat datang di Pondok Salada!!

Di Pondok Salada ini lah saya dan teman-teman mendirikan tenda, tempatnya luas sangat cocok dijadikan tempat camp karna terdapat vegetasi yang melindungi tenda dari hembusan angin dan yang pasti disini terdapat sumber air berupa selang bocor. Suasana di Pondok Salada siang itu cukup ramai, seperti biasa tugas saya adalah menyiapkan makanan sedangkan beberapa teman lain mendirikan tenda. Salah satu kegiatan yang beda dari pendakian sebelumnya adalah disini saya masih sempet untuk tidur siang,,,hehe yaiyalah selesai makan waktu masih menunjukkan pukul setengah 12 siang, sedangkan dari Pondok Selada dibutuhkan waktu 1 jam saja untuk mencapai Tegal Alun alhasil tidur siang dulu lah kami semua..

Pondok Salada

Pukul 14.00 saya  bersiap-siap untuk menuju Tegal Alun. Jalur yang dilewati awalnya berupa genangan tanah becek akibat selang bocor, dari sini terdapat beberapa edelweiss yang cantik,, (cantik?? Terimakasih… saya emang cantik, loh???). Track selanjutnya memasuki hutan mati, yups…disini terdapat pepohonan mati dengan lapisan tanah berwarna keabu-abuan (tempat nya cocok buat dijadiin prewed nech,,haha), nuansa horror namun terkesan eksotik (halah,,,apa pula ini). Jepret-jepret jangan lupa vitamin F nya dulu, “Foto”. Lepas hutan mati track selanjutnya menanjak memasuki hutan homogen, melewati Tanjakan Mamang. 15 menit menuju Tegal Alun track menanjak lebih curam, bayangin aja jalur ketika menuju puncak Gunung Gede atau Gunung Ciremai seperti itulah.

Hutan mati dan Tanjakan Mamang

Hamparan edelweis menyapa,,itulah Tegal Alun. Dan kembali,,sesi foto-foto dimulai hehe,, puas menikmati rimbunnya edelweis, saya dan kawan-kawan memutuskan untuk langsung turun menuju Pondok Selada karena kami tidak ingin tersesat di hutan mati (sebaiknya sebelum gelap sudah melewati hutan mati karena bentuk pohon yang sama dan jalur yang tidak jelas menyebabkan rawan tersesat).

Saatnya eksis di Tegal Alun,,,

Minggu 25 Agustus 2013

Ketinggalan sunrise !!!!( ah,,itu udah biasa untuk saya)

Diakibatkan oleh udara super dingin ala Pondok Selada (hoho,,nyari kambing hitam), tadi malem saya tidak bisa tidur dan jam 5 kami baru beranjak bangun untuk melihat sunrise (saran lagi nech,,,bawa perlengkapan tidur lengkap deh klo perlu bawa bedcover hoho,,iya kali). Di balik bukit dekat pertigaan sebelum Pondok Selada ada spot untuk melihat sunrise, tapi berhubung saya hampir ketinggalan sunrise jadi saya menikmati nya disepanajng jalur dekat Pondok Selada,, tidak terlalu buruk lah,,

Dan,,,, Yups,,, Matahari pagi di 25 Agustus 2013,,


Yeyyyy,,,Selamat Ulang Tahun untuk Saya!!!!!!! (ahahaha narsis…)




Oke,,setelah menikmati sunrise dan edelweis 25 Agustus 2013 (dan tak lupa photo session hoho), saya segera menyiapkan makanan untuk mengisi tenaga guna perjalanan kembali ke basecamp. Saya berpamitan untuk capcuss duluan karna tidak ingin kena macet pas perjalanan pulang.



Selamat tanggal 25 Agustus 2013!!!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar