7.07.2013

Hikayat ARIAH

Metrotvnews.com. Sendratari kolosal Ariah itu berhasil membuai penonton di bawah atap langit Jakarta, Jumat (28/6) malam.
Tugu Monas menjadi sentral kerumunan penonton yang datang sejak setengah 6 sore. Pelataran datar berundak disulap menjadi panggung berbukit yang didominasi warna putih. 
Panggung tersebut memiliki tiga level ketinggian, yakni 3 meter, 7 meter dan 10 meter. Sudut kemiringan pun diatur bervariasi, yakni 15, 20 dan 35 derajat. 
Penata Artistik Ariah Jay Subiakto menjelaskan bahwa perbedaan ketinggian panggung dimaksudkan sebagai simbol tiga tingkatan Monas, yakni cawan, tugu dan emas. Begitu pula dengan pengaturan sudut panggung yang bermakna korelasi antara Monas dan pembangunan kota Jakarta.
“Jika kita tarik garis dari titik nol kota Batavia yang merupakan setting tempat Ariah, yaitu Menara Syahbandar, ke titik nol Jakarta, yakni Monas, maka sudut-sudut inilah yang didapat,” ujar Jay di Jakarta.
Panggung polos tersebut seketika berubah menjadi lebih hidup. Permainan video mapping ditingkahi dengan penataan cahaya yang sendu membuka dan menemani sepanjang pementasan perdana malam itu. 

Narasi prolog membuka kisah Ariah, anak bungsu Mak Emper, yang tinggal menumpang di emperan rumah Tuan Mandor. Kilatan kembang api menjadi simbol bergolaknya perlawanan kaum petani di Tambun kepada pemerintahan kolonial yang masih menjajah. (Dinny Mutiah)

Sumber :

Salah satu teman saya sempat posting tentang “ARIAH”, saya pun penasaran siapa? Dan apakah “ARIAH” itu ?
Ternyata “ARIAH” yang dimaksud merupakan drama musikal yang bercerita soal perempuan Betawi yang menjaga martabat dan kehormatannya sebagai perempuan Betawi. Drama musikal ini dirancang untuk memeriahkan ulang tahun Jakarta yang digelar dari tanggal 28-30 Juni di pelataran Monas. Menurut info harga tiket untuk menonton drama musikal ini bervariasi, VVIP Rp. 1,5 juta , VIP Rp. 900rb, Kelas I Rp.500rb, Kelas II Rp.275rb.
Masih dengan rasa penasaran, maka pada tanggal 29 Juni 2013 saya menuju pelataran Monas berharap ada orang yang menjual tiket dengan harga “miring”. Sampai di Pelataran Monas, saya berkeliling di sekitar area panggung. Di pintu masuk tiket tertulis gate untuk VVIP, VIP, Kelas I dan Pesta Rakyat A. Di sisi lain area panggung tertulis gate untuk Pesta Rakyat B dan beberapa orang tampak mengantri di depan gerbang tersebut.
Drama Musikal tersebut dibuka dengan letupan kembang api yang membuat suasana di Monas tersebut menjadi terang oleh cahaya kembang api. Tidak berapa lama beberapa orang di antrian gate Pesta Rakyat B masuk, setelah bertanya dengan orang-orang disekitar, ternyata gate tersebut bisa dimasuki dengan “GRATIS” !!! , saya pun langsung mengambil posisi antrian di gate tersebut.
Akhirnya saya bisa menyaksikan drama musikal ARIAH dengan cara lesehan di depan panggung dan mengambil posisi tepat di bagian tengah dari panggung. Dari segi cerita, cerita di bagi ke dalam beberapa sesi. Setiap sesi di selingi oleh tarian tradisional betawi, salah satu nya tari topeng dari betawi. Di tengah cerita di selingi oleh satu sesi yang berisi “lawakan” khas betawi yang membuat para penonton tertawa. Dari segi tata panggung, tidak diragukan lagi, KEREN ABISSSSS!!!, sound system nya pun MANTAP!.
Berikut cuplikan gambar dari TKP :


Megahnya tata panggung malam itu


Panggung dengan tingkat ketinggian dan kemiringan yang berebeda -beda


Warna-warni tugu  monas selama acara berlangsung


Para pemain berkumpul di akhir pementasan


ARIAH


Tidak ada komentar:

Posting Komentar