Metrotvnews.com. Sendratari
kolosal Ariah itu berhasil membuai penonton di bawah atap langit Jakarta, Jumat
(28/6) malam.
Tugu Monas
menjadi sentral kerumunan penonton yang datang sejak setengah 6 sore. Pelataran
datar berundak disulap menjadi panggung berbukit yang didominasi warna putih.
Panggung
tersebut memiliki tiga level ketinggian, yakni 3 meter, 7 meter dan 10 meter.
Sudut kemiringan pun diatur bervariasi, yakni 15, 20 dan 35 derajat.
Penata
Artistik Ariah Jay Subiakto menjelaskan bahwa perbedaan ketinggian panggung
dimaksudkan sebagai simbol tiga tingkatan Monas, yakni cawan, tugu dan emas.
Begitu pula dengan pengaturan sudut panggung yang bermakna korelasi antara
Monas dan pembangunan kota Jakarta.
“Jika kita
tarik garis dari titik nol kota Batavia yang merupakan setting tempat Ariah,
yaitu Menara Syahbandar, ke titik nol Jakarta, yakni Monas, maka sudut-sudut
inilah yang didapat,” ujar Jay di Jakarta.
Panggung
polos tersebut seketika berubah menjadi lebih hidup. Permainan video mapping
ditingkahi dengan penataan cahaya yang sendu membuka dan menemani sepanjang
pementasan perdana malam itu.
Narasi
prolog membuka kisah Ariah, anak bungsu Mak Emper, yang tinggal menumpang di
emperan rumah Tuan Mandor. Kilatan kembang api menjadi simbol bergolaknya
perlawanan kaum petani di Tambun kepada pemerintahan kolonial yang masih
menjajah. (Dinny Mutiah)
Sumber :
Salah satu
teman saya sempat posting tentang “ARIAH”, saya pun penasaran siapa? Dan apakah
“ARIAH” itu ?
Ternyata
“ARIAH” yang dimaksud merupakan drama musikal yang bercerita soal perempuan Betawi yang
menjaga martabat dan kehormatannya sebagai perempuan Betawi. Drama musikal ini
dirancang untuk memeriahkan ulang tahun Jakarta yang digelar dari tanggal 28-30
Juni di pelataran Monas. Menurut info harga tiket untuk menonton drama musikal
ini bervariasi, VVIP Rp. 1,5 juta , VIP Rp. 900rb, Kelas I Rp.500rb, Kelas II
Rp.275rb.
Masih dengan
rasa penasaran, maka pada tanggal 29 Juni 2013 saya menuju pelataran Monas
berharap ada orang yang menjual tiket dengan harga “miring”. Sampai di
Pelataran Monas, saya berkeliling di sekitar area panggung. Di pintu masuk
tiket tertulis gate untuk VVIP, VIP, Kelas I dan Pesta Rakyat A. Di sisi lain
area panggung tertulis gate untuk Pesta Rakyat B dan beberapa orang tampak
mengantri di depan gerbang tersebut.
Drama Musikal
tersebut dibuka dengan letupan kembang api yang membuat suasana di Monas
tersebut menjadi terang oleh cahaya kembang api. Tidak berapa lama beberapa
orang di antrian gate Pesta Rakyat B masuk, setelah bertanya dengan orang-orang
disekitar, ternyata gate tersebut bisa dimasuki dengan “GRATIS” !!! , saya pun
langsung mengambil posisi antrian di gate tersebut.
Akhirnya saya
bisa menyaksikan drama musikal ARIAH dengan cara lesehan di depan panggung dan
mengambil posisi tepat di bagian tengah dari panggung. Dari segi cerita, cerita
di bagi ke dalam beberapa sesi. Setiap sesi di selingi oleh tarian tradisional
betawi, salah satu nya tari topeng dari betawi. Di tengah cerita di selingi
oleh satu sesi yang berisi “lawakan” khas betawi yang membuat para penonton
tertawa. Dari segi tata panggung, tidak diragukan lagi, KEREN ABISSSSS!!!,
sound system nya pun MANTAP!.
Berikut
cuplikan gambar dari TKP :
Megahnya
tata panggung malam itu
Panggung
dengan tingkat ketinggian dan kemiringan yang berebeda -beda
Warna-warni
tugu monas selama acara berlangsung
Para pemain
berkumpul di akhir pementasan
ARIAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar